Minggu, 23 Oktober 2011

Tak Terungkap

Cerpen by : Fachmy A
Esok aku akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studyku, ya hal ini kudapatkan karena aku mendapat beasiswa disana. Ini berarti, hari ini adalah hari terakhirku di kampus lamaku. Kampus yang sempat memperkenalkan dengan banyak orang dengan berbagai macam sifat. Kampus yang memperkenalkan aku dengan sistem pembelajaran yang ada di kampus. Dan kampus yang memperkenalkan aku dengan dia..

Dia adalah teman sekelasku. Aku menjadi akrab dengannya baru satu bulan ini setelah kami mengikuti sebuah acara kampus bersama-sama di Puncak. Setelah pulang dari Puncak, aku merasakan hal yang beda setiap aku bertemu dengannya. Aku berusaha mengartikan ini semua, apakah ini hanya kekaguman sesaat atau aku mulai jatuh hati padanya.

Jam menunjukan jam 7.05 wib, aku baru saja tiba di kampus. Seperti biasa, aku duduk di tempat yang biasa orang-orang bilang dengan sebutan basement. Sekitar 10 menit duduk sendiri, teman-temanku mulai berdatangan. Mulailah aku bercengkramah dengan mereka, terutama novian. Dia adalah teman dekatku di kampus. Aku sering menginap di kosannya yang kebetulan tidak terlalu jauh jaraknya dengan kampus.

Jam menunjukan Pukul 7.25, dia pun datang. Sosok wanita yang mengganggu pikiranku dalam sebulan terakhir. Dia memakai baju putih dengan paduan rok panjang biru donker dan jilbab putih. Tak sempat aku menyapanya, teman-temanku sudah mengajakku masuk ruang kelas. Hari ini ada dua mata kuliah dan itu pun biasanya tidak ada dosennya.

Hari ini pula aku niatkan dari rumah untuk berpamitan dengan teman-teman karena esok aku sudah harus pergi. Sebelumnya, tidak ada teman kelasku yang tau dengan rencana kepindahan aku ini kecuali Novian. Akhirnya dosen pun benar tidak ada, aku gunakan kesempatan ini untuk berpamitan dengan teman-teman.

"Teman-teman mohon perhatiannya sebentar ya!"suasana kelas yang tadinya riuh tiba-tiba menjadi sunyi. "Maaf menggangu kegiatan kalian, ada yang ingin saya katakan disini. Pertama saya ingin bilang jika saya bahagia berada di kelas ini, saya bersyukur punya teman-teman seperti kalian. Tapi ada satu hal yang ingin saya beritahu pada kalian jika hari ini adalah hari terakhir saya belajar bersama teman-teman semua. Hal ini dikarenakan saya akan pindah ke luar negeri esok."

Singkat cerita, teman-temanku terkejut tak terkecuali dia. Setelah aku bersalam-salaman dengan teman-teman, aku pun keluar kelas. Sambil keluar kelas terus ku perhatikan wajahnya. Aku tak mau menyia-nyiakakan kesempatan terakhir ini.

Tak ku sangka aku mendapat kesempatan waktu yang cukup lama dengannya, ingin sekali rasanya hati berkata sesuatu yang selama sebulan ini ku rasakan. Tapi ada sesuatu hal yang membuat aku tak bisa mengatakannya. Sesuatu yang mungkin secara logika sulit untuk dimengerti. Pada akhirnya, aku hanya menghabiskan waktu dengannya tanpa mengatakan apa yang ingin aku katakan.

Aku tak tahu kapan hal ini dapat ku utarakan padanya, sungguh aku tak ingin menyakitinya tapi aku juga ingin mengatakan yang sebenarnya. Mungkinkah ada waktu yang tepat untuk membicarakan ini sebelum semuanya terlanjur semakin melekat di hati??
----------------------------------------------------the end--------------------------------------------------

Kritik dan saran bisa langsung komen di kotak yang telah di sediakan^^

Rabu, 07 September 2011

Sukses Itu dari Diri Kita

Assalamu'alaikum dan salam sejahtera kawanku.
Apa kabar? Semoga semua dalam keadaan luar biasa. Nih ane mau posting pikiran ane yang kedua. semoga bermanfaat buat kita semua.

Terkadang dalam hidup ini, kita sering mengeluh ataupun berkeluh kesah dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Kita selalu melihat bahwa yang kita dapat sekarang tidaklah cocok untuk kita. Kita selalu berharap bahwa seperti A seharusnya kita bukan seperti sekarang ini. 
"Aku ini siapa? aku bukan seperti mereka yg berasal dari "latar belakang" yang baik. aku bukan siapa-siapa dibanding mereka"
Kata-kata itu yang sering terlintas dibenak kita. Tidak perlu munafik, saya pun sering merasakannya juga. Namun akhir-akhir ini berkat keisengan saya menonton film-film kartun di televisi(suasana liburan jadi banyak terdapat film kartun). Saya menjadi terinspirasi, saya menjadi termotivasi, dan akhirnya hati saya terbuka untuk menyadari bahwa presepsi ini salah.

Mari kita renungkan bersama-sama jika kalian sependapat dengan saya. Dan inilah renungan "ketika mulut ini membisu".

Tak peduli kamu berasal dari mana dan dari "latar belakang" apapun. Bukan berasal dari sesuatu yang besar yang kamu perlukan untuk menjalani hidup ini. Yang terpenting adalah bagaimana kamu mengembangkan, mengkreasikan dan mengaplikasikan diri kamu dalam dunia yang kamu jalani sekarang. Dan sekarang, BERSYUKURLAH dan eksplor diri kamu sampai melebihi batas maksimal sampai akhirnya kamu mengerti bahwa yang diperlukan bukanlah nama besar yang membawa kamu menuju kesuksesan tapi diri kamu sendirilah yang dapat membawa kamu ke arah situ. Mungkin memang nama besar membantu kamu, tapi itu tidak banyak dan tidak cukup membantu bagi orang yang mau mengeksplor dirinya melebihi batas maksimal. Jadi, bukalah mata kamu dan hapus presepsi bahwa harus dibawah naungan nama besarlah kamu akan menjadi besar. Tetapi tetapkan dan tanamkanlah didiri kamu bahwa kamulah yang akan membawa diri kamu menjadi besar bukan siapapun atau apapun yang ada di bumi ini.
Wassalamu'alaikum dan terima kasih..
------------------------------0000000000000000000000--------------------------

Mohon maaf apabila terdapat kata yang kurang berkenan. Karena saya masih dalam tahap belajar, jadi harap dimaklum dan saya menerima kritik dan saran yang membangun^^

Rabu, 22 Juni 2011

Pendidikan di Negeri Khayalanku

A: Nak, ini uang 100 ribu untuk jajan kamu..

Murid : Loh? Untuk apa Pak? Tumben sekali, perasaan saya tidak memenangkan lomba apapun untuk sekolah ini?(penuh tanya)

A: Oh bukan apa-apa, Bapak cuma mau minta "bantuan" kamu.

Murid: Bantuan apa Pak? Kok pake dibayar? Kaya orang kerja aj(dengan polosnya)

A: Nanti saat Ujian Akhir, kamu bantu teman kamu ya. Kan kamu anak pintar dan baik, jadi bantulah teman kamu saat ujian berlangsung. Nanti waktu bel istirahat, kamu ke ruangan bapak ya untuk bapak ajarkan "Trik"nya..

Murid: ...(terdiam bingung dan terpaku)

Mungkin saat kawan membaca percakapan tersebut, kawan akan teringat sebuah kasus di negeri sebelah. Tapi cerita ini adalah kejadian di negeri khayalan saya. Ya ga pentinglah dimana kejadian ini terjadi, tapi yang saya ingin lakukan adalah membahas sedikit tentang khayalan saya tersebut.

Mari kita berandai-andai terlebih dahulu. Bagaimana perasaan kawan seandainya murid itu adalah anda ataupun anak anda? Marah?Kesal? atau malah senang?hha saya tidak akan melarang kalian untuk menjawab apapun. Ironis memang ketika hal itu terjadi di negeri khayalan saya,  melihat aktor dalam kejadian tersebut adalah seorang pengajar yang seharusnya menjadi panutan setiap murid. Namun dalam kejadian tersebut, sikap yang ditunjukan si A tidaklah menunjukan sikap yang seharusnya. Bagaimana tidak? seorang yang tugasnya mendidik, malah meminta muridnya untuk memberikan contekan kepada teman lainnya.

Kesal, sangat kesal. Walaupun hanya ada di negeri khayalan saya, tapi perbuatan itu membuat saya berfikir pesimis dengan generasi muda yang ada di negeri khayalan saya. Seorang anak kecil yang masih polos, sudah dilibatkan dalam hal yang sangat tidak terpuji. Bagaimana nanti jika sudah besar? apakah negeri ini masih bisa berdiri? Pertanyaan ini mungkin akan terjawab 10 hingga 15 tahun mendatang, tapi melihat apa yang terjadi sekarang... aah sudahlah, saya bukan Tuhan yang bisa menentukan nasib sebuah negara sekali pun itu hanyalah khayalan saya.

Saya hanya berharap, suatu saat di negeri khayalan saya akan ada seseorang yang berani berbuat jujur untuk mempertahankan negeri ini dari ambang keruntuhan. Saya juga berharap, kejadian ini tidak terjadi di negeri kawan sekalian.
-------------------------------------------------sekian----------------------------------------------------

Maaf jika kalimatnya masih berantakan ga karuan, ini tulisan pertama saya dan saya akan terus berusaha lebih baik lagi dalam mengisi postingan.
Wassalam..